TVRI Gorontalo dalam inovasi siaran langsung yang praktis dan efisien

Nengah, coba priksa akang skarang..! so ada sinyal blum?” tanya Jhonter dengan ekspresi harap-harap cemas saat ia menghubungi petugas di studio melalui perangkat komunikasi HT. “Belum ada sinyal, Kak Jhon,” jawab Nengah dari studio.

Dalam kondisi yang hampir putus asa, Jhonter dan Dwi Haryono, petugas radio link siaran langsung pada saat itu, kemudian mencari lagi posisi antena dititik yang lain. Mereka terus mencoba berbagai cara, namun sayangnya, sinyal yang mereka kirimkan masih belum dapat diterima di studio. Padahal arah dan ketinggian antena sudah diatur dengan sesuai, jarak ke studio juga tidak berada terlalu jauh, bahkan ketinggian tersebut sudah memenuhi line of sight dan secara visibility-posisi studio dapat terlihat dengan jelas dari lokasi puncak botu yang menjadi lokasi siaran langsung.

TVRI Gorontalo saat itu tengah melaksanakan proses instalasi peralatan, persiapan siaran langsung perayaan Hari Ulang Tahun Provinsi Gorontalo dari Gedung Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Provinsi Gorontalo. Sebagai Lembaga Penyiaran Publik di daerah, acara tahunan ini memiliki nilai penting untuk disiarkan kepada masyarakat. Guna memastikan suksesnya siaran langsung ini, TVRI Gorontalo telah merencanakannya jauh hari sebelumnya, namun tanpa diduga, kendala teknis muncul.

Keseluruhan proses instalasi peralatan sudah dimulai sejak pagi, namun dengan adanya kendala teknis ini proses instalasi terpaksa harus berlanjut hingga larut malam sementara siaran langsung dijadwalkan akan dilaksanakan keesokan paginya. Disisi lain instalasi peralatan seperti kamera, sistem audio, dan pencahayaan sudah selesai dilakukan. tinggal menunggu instalasi radio link untuk mengirimkan gambar dari lokasi ke studio TVRI Gorontalo yang masih belum berhasil dilakukan. Situasi ini mulai menimbulkan kekhawatiran di kalangan tim produksi.

Upaya yang dilakukan terus berlanjut, selain mencari posisi terbaik dan merubah ketinggian antena, mereka juga mencoba menonaktifkan sementara jaringan WiFi di sekitar lokasi yang dikhawatirkan menimbulkan interferensi. Setelah menganalisis kendala dengan lebih cermat lagi, Tim akhirnya berkesimpulan bahwa kemungkinan adanya sinyal lain yang sedang transmit(memancar) di jalur line of sight(garis lurus tanpa halangan) yang dilewati, mengakibatkan interferensi dan gangguan dalam proses distribusi sinyal dari lokasi ke studio.

Untuk mengatasi permasalahan ini, tim teknis memutuskan untuk mengubah frekuensi dan mengganti jenis antena yang dipakai dari antena jenis omnidirectional (memancar ke segala arah) menjadi antena point-to-point(mengarah ke satu arah) dengan harapan akan menghasilkan distribusi sinyal yang lebih padat dan terfokus. Hal itu juga diterapkan pada antena penerima yang terpasang di menara TVRI Gorontalo. Dalam situasi ini seluruh tim bekerja keras, termasuk petugas yang ada di studio yang harus naik, turun menara setinggi puluhan meter hingga beberapa kali, untuk menyesuaikan posisi dan mengganti antena penerima. Akhirnya, upaya ini membawa hasil yang diharapkan dan mengatasi masalah yang menjadi kendala. Seluruh tim merasa lega sebab kendala teknis berhasil diatasi.

Situasi seperti ini bukanlah hal baru, karena sudah beberapa kali mereka menghadapi kendala teknis serupa, terutama terkait dengan proses instalasi yang memerlukan upaya lebih. Penggunaan radio link dalam siaran langsung secara perlahan mulai ditinggalkan. Sebagai respons terhadap revolusi dalam industri penyiaran, Tim teknik TVRI Gorontalo kini beralih ke metode lain. Memang distribusi audio visual pada siaran langsung secara umum direkomendasikan menggunakan system Satelite News Gathering (SNG) dan microwave, serta perangkat standart lainnya. Namun, dengan inovasi teknologi dan perkembangan dunia broadcasting saat ini, solusi barupun mulai muncul, salah satunya perangkat broadband bonding sebagai alternatif untuk penggunaan siaran langsung

TVRI Gorontalo sampai saat ini telah beralih ke teknologi broadband bonding yang mengandalkan jalur internet kecepatan tinggi. Dengan sistem distribusi audio visual ini, siaran langsung atau laporan dari lokasi di luar studio menjadi lebih efisien dan praktis. Perangkat yang dapat dioperasikan secara portable ini dinilai lebih efisien, memungkinkan siaran langsung cukup dilakukan oleh minimal 1 orang crew teknik.

Broadband bonding adalah teknologi yang digunakan untuk menggabungkan beberapa koneksi internet berkecepatan tinggi menjadi satu saluran yang lebih lebar dan lebih kuat. Broadband bonding adalah perangkat untuk meningkatkan kecepatan dan ketersediaan koneksi internet dengan menggabungkan multiple koneksi internet dari beberapa BTS yang berbeda menjadi satu saluran virtual. Pendekatan ini memberikan efisiensi dalam hal waktu dan upaya bagi tim produksi, terutama bagi jurnalis dan tim pemberitaan TVRI Gorontalo, memungkinkan mereka untuk melakukan siaran langsung dari mana saja selama terdapat cakupan sinyal seluler.

Saat ini, TVRI Gorontalo telah dilengkapi dengan 2 set perangkat Bonding Broadband yang digunakan untuk mentransmisikan program lokal serta program-program dari jaringan TVRI nasional. Peran ini dijalankan dengan tujuan untuk menjadi jembatan bagi informasi, pendidikan, dan hiburan yang relevan bagi masyarakat. Melalui pemanfaatan teknologi terkini seperti perangkat Broadband bonding, TVRI Gorontalo telah membuktikan komitmen untuk menyajikan siaran berkualitas yang mudah diakses, bahkan dari daerah terpencil.

Kehadiran perangkat-perangkat modern dan kemampuan untuk melakukan siaran langsung yang semakin ditingkatkan menjadikan TVRI Gorontalo sebagai sumber informasi yang dapat diandalkan dan sumber hiburan yang menginspirasi bagi berbagai lapisan masyarakat, terutama di wilayah Gorontalo. Dengan tetap mengikuti perkembangan teknologi, TVRI Gorontalo berperan dalam menghubungkan dan memenuhi kebutuhan informasi serta hiburan bagi masyarakat modern.

@Deddy Lahati